Situaksan Bandung

MENASIHATI TANPA MELUKAI

MENASIHATI TANPA MELUKAI
MENASIHATI TANPA MELUKAI

MENASIHATI TANPA MELUKAI

Hizbi Dzilarsy Priatna

Siapakah yang tidak ingin hidayah  mengetuk hati seseorang yang dicintai… ? Seperti Orang tua, kerabat dekat, teman, tetangga, saudara seiman atau bahkan orang-orang di luar Islam…

Hidayah dapat melembutkan hati yang keras, disiarkan hati tatkala ditimpa musibah, menjalin kembali tali yang lama terpisah, menyatukan prinsip syariat, sehingga dapat berjalan beriringan dalam satu jalan yang hak yaitu shiratal mustaqim…

Hidayah itu akan tetap bersemayam, manakala ada saran yang mengawalinya. Begitulah, saling menasihati dalam hal memenuhi syarat dan kebenaran untuk mendatangkan ridla Allah merupakan hal yang wajib bagi seorang muslim kepada saudaranya yang melakukan kesalahan…

Tentang nasihat ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda:

 عَنْ أَبِيْ رُقَيَّةَ تَمِيْمِ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، قَالُوْا: لِمَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: ِللهِ وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُوْلِهِ، وَِلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ أَوْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ، وَعَامَّتِهِمْ

Dari Abu Ruqayyah, Tamim bin Aus ad-Dâri Radhiyallahu anhu , dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda: “Agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat”. Mereka (para sahabat) bertanya,”Untuk siapa, wahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Imam kaum Muslimin atau Mukminin, dan bagi kaum Muslimin pada umumnya.” (HR Muslim).

Menasihati sesama merupakan tuntunan agama. Namun kesanggupan menutup aib saudara dibersamai dengan kecerdasan menasihati agar tak melukai hati seseorang adalah kebijaksanaan tiada terkira. Pada umumnya banyak manusia yang tidak mau dipersalahkan bahkan bisa jadi tidak mau dinasihati. Lebih fatal lagi jika nasihat yang diberikan itu dengan cara yang tidak baik atau kurang tepat. Maka, untuk menghindari hal tersebut, Islam telah memberi metode yang terbaik dalam hal menasihati, Yaitu dengan memberi nasihat dengan rahasia, hanya dia dan yang di beri nasihat yang mengetahuinya.

Dari Imam Ibnu Rajab, Al Fudhail bin lyadh mengatakan, seorang mukmin menutupi (aib saudaranya) dan menashatinya sedangkan seorang fajir (pelaku maksiat) membuka (aib saudaranya) …

Demikian apa yang telah disampaikan oleh Al Fudhail bin lyadh, bahwa nasihat yang baik adalah nasihat yang disampaikan secara rahasia.