Situaksan Bandung

Tuntutan jihad Islam

jihad dalam islam
jihad dalam islam

Tuntutan jihad Islam

وعنْ أنس ، رضي اللَّه عنْهُ ، أنَّ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « جاهِدُوا المُشرِكينَ بِأَموالِكُمْ وأَنْفُسِكُم وأَلسِنَتِكُم » . رواهُ أبو داود بإسناد صحيح

Dari Anas radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Berjihadlah kalian semua melawan kaum musyrikin itu dengan harta kalian, diri kalian, dan lisan kalian” Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

Beberapa faidah yang bisa diambil dari hadits diatas:

  1. Keanekaragaman pintu jihad dengan harta, jiwa, dan lisan, dan ini adalah dari rahmat Allah SWT kepada hamba-hambanya, maka setiap orang berusaha dengan apa yang dia bisa.
  2. Membela Islam dan mendukung agama, bahkan dengan kata yang tulus, dan pendapat yang sehat adalah semacam jihad di jalan Allah, terutama ketika ada begitu banyak orang yang berduka hari ini terhadap Islam dan umatnya, Dan mereka menyalahkan mereka dengan kekejaman dan gelar yang menjijikkan
  3. Dari fiqih jihad: Bahwa seorang hamba mengetahui bahwa menyampaikan Sunnah Nabi kepada semua orang tidak turun ke derajat/tingkatan dari menyampaikan panah kepada orang-orang kafir yang berperang.

Imam Ibnu Baz berkata: Jihad orang musyrik dengan jiwa, uang, dan lidah demi amal dan ibadah, dan salah satu alasan untuk memelihara dan menyebarkan agama; Itulah sebabnya pahala dan keutamaannya, dan dampaknya terhadap umat Islam, diperbesar.

Berusahalah bersama mereka agar mereka memberontak atau berbalik dari kemusyrikan mereka, “dengan hartamu”, yaitu dengan membelanjakan harta dalam jihad mereka; Dari membeli senjata dan membelanjakan untuk Mujahidin dan sejenisnya, “dan dirimu sendiri”, yaitu: dengan pergi keluar untuk menemui mereka, dan “lisanmu”, yaitu dengan memanggil mereka untuk membuat argumen melawan mereka, atau menegur mereka, menanggapi mereka dan meremehkan mereka. Dan dalam hadits: Mendesak jihad melawan kaum musyrik dengan diri, harta dan lisan; Masing-masing sesuai dengan kemampuannya, dan bahwa jihad tidak terbatas pada berjuang sendiri. [1]

Dan di dalamnya ada dorongan untuk berperang dan bahwa jika seseorang tidak berperang dan tidak berbicara pada dirinya sendiri tentang peperangan (invasi) dan tidak melakukan perang, tidak meninggalkan penyerbu sehubungan dengan keluarga dan hartanya, dia akan ditimpa bencana sebelum Hari Kebangkitan. Dia tidak berperang dan tidak berbicara pada dirinya sendiri tentang peperangan (invansi), dia meninggal di cabang kemunafikan, ada juga merupakan dorongan untuk memerangi kaum musyrik dengan harta, jiwa, dan lisan dengan uang: yaitu, seseorang membelanjakan harta yang dengannya dia tidak membantu mujahidin atau membeli senjata dengannya atau yang lainnya.[2]

Dan jiwa itu keluar berperang sendirian, dan lidah untuk memfitnah mereka [أي المشركين] dengan syair dan syair karena sindiran orang musyrik itu mempengaruhi mereka dan menjadi kenangan buruk bagi mereka, kecuali apa yang dikehendaki Allah misalnya sampai sekarang. , dan kami mendengar sindiran Hassan bin Tsabit, Abdullah bin Rawahah dan lainnya tentang para penyembah berhala. Dan dalam hadits-hadits yang disebutkan oleh penulis, semoga Allah merahmatinya, keutamaan jihad karena Allah dan itu adalah salah satu amalan terbaik, dan banyak hadits telah berlalu dalam pengertian ini, dan penulis, semoga Allah kasihanilah dia, perpanjang transmisi hadits dalam hal itu karena bab tentang jihad adalah salah satu bab yang paling penting dari agama. Bahkan Nabi, semoga Allah dan saw, mengatakan: Puncak Punuknya, yaitu Puncak punuk Islam, adalah jihad di jalan Allah, karena meninggikan kalam Allah dan kemenangan Islam dan kaum muslimin, dan kepentingan-kepentingan besar lainnya.[3]

وعنْ أبي هريْرَةَ رضي اللَّه عنهُ ، قالَ : قالَ رَسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « لا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ العَدُوِّ ، فإذا لَقيتُمُوهم ، فَاصُبِروا » متفق عليه

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: “Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Janganlah engkau semua mengharap-harapkan bertemu musuh, tetapi apabila engkau semua menemui mereka, maka bersabarlah.” (Muttafaq ‘alaih)

Beberapa faidah hadits yang bisa diambil:

  1. Perintah orang yang beriman bukanlah untuk mengharapkan kesengsaraan, tetapi untuk meminta kesejahteraan kepada Allah
  2. Jika umat Islam bertemu musuh-musuh Allah, mereka harus tabah, sabar dan sabar
  3. Kesehatan dengan iman adalah hal terbaik yang bisa diberikan oleh seorang mukmin

Dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memberikan khutbah-khutbah yang tetap dan tetap kepada umatnya, seperti khutbah Jum’at dan khutbah-khutbah sesekali. Allah SWT, dan ini sangat banyak.Dia berkata, antara lain, apa yang dia katakan: “Jangan ingin bertemu musuh”; Artinya: seseorang seharusnya tidak ingin bertemu musuh, dan berkata: Ya Tuhan, jadikanlah aku sebagai musuhku! “Dan mintalah kesejahteraan kepada Tuhan”; Katakanlah: Ya Allah, berilah kami kesehatan وَاسْأَلُوا اللهَ الْعَافِيَةَ

“Maka jika kamu bertemu dengan mereka” dan tertimpa hal itu, maka “bersabarlah.” Ini adalah dalil dari hadits; Artinya: Bersabarlah dalam memerangi mereka, mintalah pertolongan kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung, dan berperanglah agar kalimat Allah menjadi yang tertinggi.[4]

Telah jelas penegasan bahwa jika seorang muslim bertemu dengan musuhnya baik dalam keadaan apapun dan dimanapun, hendaklah bersabar atas memeranginya dan jangan semena-mena memeranginya, akan tetapi menunggu perintah pemimpin/ulil amri atas ssruan jihad (perang).

– Jika seseorang bertemu musuh, ia harus bersabar, Allah Ta’ala berfirman:

(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِذَا لَقِیتُمۡ فِئَةࣰ فَٱثۡبُتُوا۟ وَٱذۡكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِیرࣰا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ)

[Surat Al-Anfal 45]

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berzikir dan berdoa) agar kamu beruntung.

(وَأَطِیعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَنَـٰزَعُوا۟ فَتَفۡشَلُوا۟ وَتَذۡهَبَ رِیحُكُمۡۖ وَٱصۡبِرُوۤا۟ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِینَ)

[Surat Al-Anfal 46]

 Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang. Dan bersabarlah, sungguh, Allah beserta orang-orang sabar.


[1] https://fathkker3.blogspot.com/2019/11/Modern-explanation-Fight-the-disbelievers-polytheists-with-your-property-yourselves-and-your-tongues.html?m=1

[2] Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syarh Riyadhus-Shalihin, 2005, vol. V, hlm. 383

[3] Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syarh Riyadhus-Shalihin, 2005, vol. V, hlm. 384

[4] https://www.alukah.net/sharia/0/137609/