Pesantren Persis 27

Observasi PDKS 2025 di Anak Tuha, Lampung Tengah

Observasi PDKS 05 Pesantren Persis 27 Situ Aksan Bandung Kelompok 1 di Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah


Segala puji bagi allah ﷻ yang telah memberikan rahmat dan melapangkan ni’mat nya, sehingga pada tanggal 18 Juli- 02 Agustus kami bisa melaksanakan kegiatan PDKS 05 dengan lancar dan sesuai dengan tujuan dari kegiatan tersebut. Shalawat serta salam juga tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ sang penerang di dalam kegelapan, sang revolusioner, yang membawa umat manusia dari gelapnya zaman jahiliyyah ke zaman yang terang benderang di dalam pelukan islamiyyah ini.
Seperti yang sudah diketahui bahwa kegiatan PDKS memiliki tujuan meng-implementasikan nilai-nilai yang sudah dipelajari di sekolah, sesuai dengan kepanjangan PDKS itu sendiri yaitu Praktik Dakwah dan Kependidikan Santri. Dalam kegiatan ini santri dididik untuk mampu turun berdakwah di tengah-tengah masyarakat, baik yang awam ataupun yang notabene adalah orang-orang yang berpendidikan PERSIS. Selain berdakwah di atas mimbar, santri juga dituntut untuk mampu mengajar pada santri-santri sebaya juga pada yang lebih muda. Juga untuk mampu memperlihatkan nilai-nilai adab islam kepada masyarakat secara umum.
Keberangkatan santri tentunya tidak hanya membawa tangan kosong, melainkan membawa ilmu yang dirasa sudah cukup untuk kemudian di sebarkan kembali kepada santri dan Masyarakat. Juga program-program yang sudah direncanakan sedemikian rupa, yang diharapkan mampu memberikan manfaat kepada santri dan juga masyarakat. Diantara program-program yang diusung adalah program-program yang memiliki sasaran yaitu masyarakat luas, jama’ah PERSIS, dan santri madrasah TK dan Diniyyah. Seperti berbagi beras dan telur (masyarakat), membuat tempat pembakaran sampah (masyarakat), outbound (santri tk), tasmi (santri madrasah), wakaf buku bacaan (TK, madrasah, jama’ah masjid) dan program-program lainnya.
Pada saat berlangsungnya kegiatan ini, tentunya tak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi pada kelangsungan acara, baik yang positif maupun yang negatif. Dan dari faktor-faktor tersebutlah kami mengambil banyak sekali pelajaran. Diantara faktor-faktor tersebut Adalah sebagai berikut:

1. Faktor Kelancaran dan Keberhasilan Acara
Keberhasilan dan kesuksesan kegiatan ini tentunya bukan hanya hasil dari kerja keras kami semata, walaupun memang harus diakui bahwa itu adalah faktor utamanya. Namun banyak faktor-faktor pendukung yang menjadikan kegiatan ini berjalan dengan lancar dan bisa dikatakan sukses. Diantaranya:

A. Kedermawanan aghniyya
Pada awalnya kami sempat kesulitan dalam hal keuangan, Dimana Ketika h-7 keberangkatan kami masih kekurangan anggaran sebesar ± Rp. 11.000.000 dari total anggaran yang dibutuhkan yaitu Rp. 28.000.000 namun ternyata pertolongan Allah datang di waktu yang tidak pernah diduga dengan mengirimkan orang-orang dermawan yang mau menginfaq-an uangnya untuk kepentingan kegiatan ini.
B. Antusiasme warga
Salah satu faktor yang tak bisa dilupakan dalam berhasilnya kelangsungan acara adalah respons warga setempat, terutama kalangan jama’ah persis yang begitu antusias menyambut kedatangan kami juga menaruh harapan yang besar. Hal itu bisa dilihat ketika awal kedatangan kami yang disambut dengan begitu hangat oleh warga setempat. Juga ketika kami mengadakan acara-acara yang langsung mendapatkan respon positif dari warga dan jama’ah.
C. Dedikasi peserta PDKS 05 dan asatidz PPI 27
Ini adalah faktor yang tentunya tidak boleh dilupakan. Dimana tanpa adanya dedikasi dari dua pihak tersebut, tidak akan mungkin kegiatan ini akan berjalan dengan lancar dan sesuai yang direncanakan.

2. Faktor Penghambat Kegiatan
Pada saat pelaksanaan kegiatan di Kec. Anak Tuha Kab. Lampung Tengah, kami tentunya tak luput dari berbagai cobaan, dan ujian. Banyak hal-hal yang tidak bisa kami duga sebelum keberangkatan, dan banyak hal-hal yang baru kami ketahui saat tiba disana. Hal-hal itu lah yang kemudian menjadi salah satu faktor penghambat kelangsungan kegiatan kami. Kesulitan-kesulitan yang kami hadapi yaitu diantaranya:
A. Ketidakhadiran masyarakat
Dalam beberapa acara yang kami usung, ada hal yang luput kami prediksi seblumnya, yaitu kesiapan masyarakat menghadiri acara yang kami usung. Sehasil survey kami ketika beberapa kawan dikirim jaullah pada bulan Ramadhan. Mayoritas profesi masyarakat terutama jama’ah adalah petani, yang setiap hari hanya pergi ke ladang dari pagi sampai sore. Atas dasar itu lah kami anggap bahwa masyarakat bisa menghadiri acara kami kapanpun, karena pekerjaan mereka tidak terikat dengan suatu instansi.
Namun realitas yang kami temui ketika sampai disana adalah masyarakat tidak bisa menghadiri beberapa acara kami, dengan alasan pekerjaan yang tentunya tidak mudah untuk kami negosiasi. Ternyata profesi utama masyarakat bukanlah petani melainkan buruh di suatu PT yang bergerak dalam bidang peternakan. Menjadi petani Ketika Ramadhan ternyata hanya selingan mengisi kekosongan, karena pada bulan Ramadhan pekerjaan di PT libur. Hal itu memaksa kami untuk sedikit mengubah rundown yang sudah ditentukan sebelumnya.
B. Ketidaktertarikan remaja pada kegiatan
Sebetulnya remaja di Anak Tuha itu cukup banyak, akan tetapi ketertarikan mereka terhadap kegiatan yang berbau agama sangat minim. Ada beberapa remaja sebaya yang mau mengikuti kegiatan, namun presentasenya sangat kecil. Ditambah, karena umur kami dengan mereka tidak beda jauh, itu lah yang menjadikan mereka mungkin merasa malu dan segan untuk kemudian akrab dengan kami.
C. Akses Pendidikan agama yang minim
Akses Pendidikan agama yang remaja Anak Tuha dapatkan sangat minim. Pendidikan agama yang mereka tempuh hanya sebatas madrasah sore, yang itupun dengan tenaga pengajar yang sangat terbatas dan dengan kurikulum yang tidak jelas. Ditambah sekolah formal (SD, SMP, SMA) yang muridnya dicampur dengan nonis, yang kemudian membuat mereka tidak mengenyam pendidikan agama secara fokus. Hal itu yang kemudian menghambat kelangsungan kegiatan yang memiliki sasaran remaja, dan memaksa kami memutar otak untuk mencari kegiatan alternatif yang bisa menarik perhatian remaja. Ini realitas yang begitu menyayat, dimana remaja yang kelak seharusnya meneruskan estafeta perjuangan dakwah, kini bahkan sangat asing dengan agama.
D. Tidak adanya da’i dan tenaga pengajar yang mumpuni
Ini juga salah satu realitas yang sangat miris, Dimana cabang jam’iyyah PERSIS yang berlokasikan di pelosok tidak memiliki tenaga da’i yang mumpuni, yang kemudian tidak ada yang memotivasi masyarakat dalam hal keagamaan secara intens. Juga tenaga pengajar yang sangat terbatas, terhitung hanya ada dua orang guru yang menetap di sana, dan dua lagi kafilah duat yang masa tugasnya hanya satu tahun. Ini pula yang menjadi salah satu faktor penghambat kami dimana tidak ada bantuan da’i dan guru yang lebih senior, yang diharapkan bisa memberikan arahan ataupun penilaian pada kami. Ditambah, ketertarikan masyarakat terkhusus jama’ah terhadap pengajian, tadarusan, dan hampir semua kegiatan yang bersifat menghidupkan masjid sangat rendah.
E. Jarak pusat perbelanjaan
Ada beberapa kegiatan yang mengharuskan kami untuk pergi ke pasar dengan jarak tempuh yang sangat jauh, setara satu jam perjalanan. Hal itu juga menjadi salah satu faktor penghambat kami, karena kami tidak diberikan otoritas atas satu kendaraan yang menyebabkan kami kesulitan bepergian jauh.

3. Kesimpulan
Hasil observasi yang kami dapatkan pada kegiatan PDKS menunjukan realitas dakwah di pelosok yang tidak mudah. Banyak rintangan yang lumayan sulit kami lewati karena sudah terlanjur nyaman dengan kehidupan kota. Faktor ekonomi menjadi alasan utama ketidak hadiran sosok da’i dan tenaga pengajar. Ditambah, tidak adanya akses pendidikan PERSIS yang mumpuni menjadi faktor yang mempengaruhi ketidaktertarikan remaja terhadap kegiatan keagamaan.
Banyak hal yang harus menjadi bahan evaluasi bagi berbagai pihak yang merasa bahwa estafeta dakwah sangat penting. Juga spirit dakwah yang harus tetap dijaga dari generasi ke generasi. Inilah yang harus menjadi kekhawatiran seluruh umat, Dimana spirit dakwah yang harusnya tetap berkobar di generasi penerus kini mulai redup.

بَارَكَ اللهُ فِيكُمْ

-Ijlal Bariq Sholehudin (Ketua PDKS 05 Anak Tuha)